LAPORAN
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA
MATERI MENJAGA KEUTUHAN NKRI MELALUI
METODE BERMAIN PERAN
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
COOPERATIVE
LEARNING KELAS V SD NEGERI
SUMBERMULYO 01
2012 / 2013
Diajuan
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pemantapan
Kemampuan Profesional ( PDGK 4501)
Program SI PGSD Universitas Terbuka
Di susun oleh
Nama :
RUMISIH
Nim :
817463908
Masa Ujian : 2012.2
Pokjar : Pati A
UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK
JAUH SEMARANG
2012
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PERBAIKAN
PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN IPA MELALUI
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Nama Mahasiswa : R U M I S I H
NIM :
817463908
Program Studi : S I PGSD
Tempat Mengajar :
SD Negeri Sumbermulyo 01
Jumlah Siklus Pembelajaran : 2 Siklus
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Pra Siklus , Rabu, 26 September 2012
Siklus I, Rabu, 03 Oktober 2012
Siklus II, Rabu, 10 Oktober 2012
Masalah yang merupakan fokus
perbaikan :
1. Hasil belajar siswa sangat rendah pada pelajaran PKn terutama
tentang NKRI.
2. Penerapan metode pembelajaran bermain peran untuk meningkatkan
hasil belajar PKn tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia di kelas V SD Negeri
Sumbermulyo 01
Menyetujui
Supervisor I
N Y A M A T, S.Pd, M.Pd
NIP. 19680915 199412 1 002
|
Pati, 4 November
2012
Mahasiswa
RUMISIH
NIM. 817463908
|
LEMBAR PERNYATAAN
BEBAS PLAGIAT
Saya menyatakan dengan
sesungguhnya bahwa laporan Praktik Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) yang
saya susun sebagai syarat untuk memenuhi mata kuliah PKP pada program studi SI
PGSD Universitas Terbuka ( UT ) seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.
Adapun
bagian – bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya kutip dari hasil
karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma kaidah dan etika penulisan karya ilmiah.
Apabila
dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP ini bukan hasil
karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian – bagian tertentu saya
bersedia menerima sangsi termasuk pencabutan gelar akademik yang saya sandang
sesuai dengan perundang – undangan yang berlaku .
|
Pati, 4 November
2012
Yang membuat pernyataan
Mahasiswa
RUMISIH
NIM. 817463908
|
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayahnya kepada
penulis. Berkat karunia dan kemurahan – Nya penulis dapat menyelesaikan tugas
Penelitian Tindakan Kelas mata pelajaran PKn kelas V di SD Negeri Sumbermulyo
01 Kecamatan Winong Kabupaten Pati dengan baik dan tepat waktu.
Dalam penyusunan laporan ini tidak
lepas dari dukungan,bimbingan dan motivasi serta bantuan orang lain dari
berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Ibu Susilowati
Purwaning Diahmurti,SH,M.Hum kepala UPBJJ Semarang.
2.
Bapak
Nyamat,S.Pd, M.Pd sebagai supervisor PKP
I
3.
Bapak Supadi,
S.Ag selaku supervisor II.
4.
Bapak Siswanto
Ka UPT Disdik Winong.
5.
Ibu Supriyati,
S.Pd Kepala SD Negeri Sumbermulyo 01.
6.
Semua rekan guru
SD N Sumbermulyo 01 yang telah memberikan support dan tenaga.
Do’a penulis semoga laporan yang sangat sederhana ini bermanfaat bagi
penyusun dan bermanfaat bagi yang membaca sehingga dapat meningkatkan kualitas
pendidikan saat ini dan yang akan datang. Amien.
|
Pati, 4 November
2012
Penulis
RUMISIH
NIM. 817463908
|
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………..
|
i
|
LEMBAR
PENGESAHAN …………………………………………….....
|
ii
|
LEMBAR
PENGESAHAN BEBAS PLAGIAT ………………………….
|
iii
|
KATA PENGANTAR
…………………………………………………….
|
iv
|
DAFTAR ISI
……………………………………………………………...
|
v
|
DAFTAR TABEL
………………………………………………………...
|
vi
|
DAFTAR GAMBAR
……………………………………………………...
|
vii
|
DAFTAR LAMPIRAN
…………………………………………………...
|
viii
|
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………...
|
1
|
A.
Latar Belakang Masalah
…………………………………..
|
1
|
1.
Identifikasi Masalah
……………………………………
|
2
|
2.
Analisis Masalah
……………………………………….
|
2
|
3.
Alternatif dan Prioritas
Pemecahan Masalah …………..
|
3
|
B.
Rumusan Masalah …………………………………………
|
3
|
C.
Tujuan Pembelajaran
……………………………………...
|
4
|
D.
Manfaat Penelitian
………………………………………...
|
4
|
BAB II KAJIAN PUSTAKA …………………………………………..
|
5
|
A.
Pembelajaran PKn ...………………………………………
|
5
|
B.
Pengertian Hasil Belajar
………………..…………………
|
6
|
C.
Model Mengajar ………………………….………………..
|
7
|
D.
Macam – Macam Model Mengajar ……………………….
|
7
|
E.
Metode Bermain Peran
……………………………………
|
8
|
F.
Penggunaan Metode Bermain Peran
dalam Mata Pelajajaran PKn ………………………………………….
|
9
|
G.
Langkah –
Langkah Penerapan Metode Bermain Peran …
|
10
|
BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN ……………………………
|
12
|
A.
Subjek, Tempat, dan Waktu
Penelitian ………………..
|
12
|
B.
Desain Prosedur Perbaikan
Pembelajaran ……………
|
13
|
C.
Teknik Analisis Data …………………………………..
|
19
|
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN ……………..
|
20
|
A.
Deskripsi Hasil Penelitian Per
Siklus …………………..
|
20
|
B.
Pembahasan Hasil Penelitian
Setiap Siklus ……………
|
34
|
BAB V SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT ………….
|
38
|
A.
Simpulan ………………………………………………..
|
38
|
B.
Saran dan Tindak Lanjut
……………………………….
|
38
|
DAFTAR PUSTAKA
…………………………………………………...
|
40
|
LAMPIRAN – LAMPIRAN
……………………………………………
|
|
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil
Belajar Siswa Pra Siklus …………………………………
|
20
|
Tabel 4.2
Analisis Hasil Belajar Pra Siklus ……………………………….
|
22
|
Tabel 4.3 Hasil
Belajar Siswa Siklus I
…………………………………...
|
25
|
Tabel 4.4
Analisis Hasil Belajar Siklus I
…………………………………
|
26
|
Tabel
4.5 Hasil Belajar Siswa Siklus II
…………………………………..
|
29
|
Tabel 4.6
Analisis Hasil Belajar Siklus II
………………………………..
|
30
|
Tabel 4.7 Hasil
Belajar dan Peningkatan Nilai Rata – Rata ………………
|
33
|
DAFTAR GAMBAR
|
|
Gambar 4.1 Grafik Hasil Pembelajaran Pra Siklus
………………………
|
22
|
Gambar 4.2 Grafik
Hasil Pembelajaran Siklus I
|
27
|
Gambar 4.3 Grafik
Hasil Pembelajaran Siklus II
|
31
|
Gambar 4.3 Grafik Hasil Pembelajaran Pra Siklus
sampai Siklus II
|
34
|
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1 Surat Kesediaan Supervisor 2
sebagai Pembimbing.
Lampiran
2 Surat Pernyataan Mahasiswa.
Lampiran 3 Perencanaan PTK ( Identifikasi Masalah, Analisis Masalah,
Alternatif Pemecahan Masalah, Rumusan Masalah ).
Lampiran 4 Berkas RPP Pra Siklus, RPP Perbaikan Siklus I, RPP
Perbaikan Siklus 2 dan Lembar Observasi.
Lampiran 5 Jurnal Pembimbingan.
Lampiran 6 Hasil Pekerjaan Siswa yang terbaik dan Terburuk Per
Siklus.
Lampiran 7 Berkas Hasil Penilaian Praktik Pembelajaran di
kelas ( APKG 1 – PKP dan APKG 2 – PKP )
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pendidikan
Kewarganegaraan ( PKn ) diberikan sejak SD sampai SLTA. Dengan PKn seseorang
akan memiliki kemampuan untuk mengenal dan memahami karakter dan budaya bangsa
serta menjadikan warga negara yang siap bersaing di dunia internasional tanpa
meninggalkan jati diri bangsa.
Melalui PKn setiap warga negara dapat mawas diri dengan perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi dewasa ini yang memberi dampak positif dan negatif.
PKn juga bermanfaat untuk membekali peserta didik agar memiliki kemampuan untuk
mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang
selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif.
Pada
kenyataannya, PKn dianggap ilmu yang
sukar dan sulit dipahami. PKn adalah pelajaran formal yang berupa sejarah masa
lampau, perkembangan sosial budaya, perkembangan teknologi, tata cara hidup
bersosial, serta peraturan kenegaraan. Begitu luasnya materi PKn menyebabkab
anak sulit untuk diajak berfikir kritis dan kreatif dalam menyikapi masalah
yang berbeda. Sementara anak usia sekolah dasar tahap berfikir mereka masih
belum formal, karena mereka baru berada pada tahap Operasi Onal Konkret ( Peaget
: 1920 ). Apa yang dianggap logis, jelas dan dapat dipelajari bagi orang
dewasa, kadang – kadang merupakan hal yang tidak masuk akal dan membingungkan
bagi siswa. Akibatnya banyak siswa yang tidak memahami konsep PKn.
Berdasarkan
temuan penulis, sebagian besar siswa kurang aktif dan berfikir kritis dalam
materi Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ). Apabila anak menghadapi
masalah kontekstual baru yang berbeda dengan yang dicontohkan, anak belum mampu
berfikir kritis dan menemukan solusi dengan benar sehingga banyak anak yang
menjawab salah, dan dengan alasan soalnya sulit. Karena itu wajar setiap kali
diadakan tes, nilai pelajaran PKn selalu
rendah dengan rata – rata kurang dari KKM.
Seperti
yang dialami penulis sendiri, setiap ulangan PKn nilai rata – rata anak di
bawah 75. Termasuk pada materi Negara
Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ). Nilai rata – rata formatif hanya 68. Dari 23 siswa hanya 12 siswa 52 % yang memperoleh nilai 75 ke atas. Sedangkan 10
siswa yang lain 43 % mendapat nilai
dibawah 75.
Menghadapi
kenyataan tersebut di atas, penulis
tertarik untuk mendalami dan melakukan tindakan – tindakan perbaikan
pembelajaran PKn, khususnya materi Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI )
melalui penelitian tindakan kelas. Perbaikan yang penulis lakukan mengenai penerapan metode
bermain peran pada materi pengambilan keputusan bersama. Harapan penulis adalah
terjadinya pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan serta lebih bermakna
dan adanya keberanian peserta didik yang tuntas untuk menyelesaikan masalah
kontektual dengan benar serta untuk lebih menguasai pelajaran.
Hipotesis
yang penulis lakukan adalah dalam bentuk laporan hasil yaitu berjudul “ Meningkatkan hasil belajar Pengambilan
keputusan bersama melalui metode bermain peran dengan model pembelajaran
cooperative learning siswa kelas V SD
Negeri Sumbermulyo 01Kecamatan Winong Kabupaten Pati“.
1.
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,
terdapat beberapa masalah dalam pembelajaran, sebagai berikut.
a.
Siswa kurang
memahami konsep pengambilan keputusan bersama.
b.
Siswa kurang
aktif dalam berdiskusi
c.
Siswa kurang
terampil dalam berkomunikasi dengan teman sebaya.
d.
Hasil belajar
siswa rendah
2.
Analisis
Masalah
Berdasarkan
identifikasi masalah di atas, peneliti berusaha mencari faktor penyebab masalah
dengan melakukan refleksi, bertanya kepada siswa dan melakukan diskusi dengan
teman sejawat. Dari hasil diskusi dapat disimpulkan bahwa penyebab siswa belum
memahami materi pengambilan keputusan bersama seperti berikut.
a.
Guru tidak
menggunakan alat peraga.
b.
Bahwa semua
siswa yang terlibat dalam pembelajaran saat melakukan diskusi hanya beberapa
siswa yang aktif, sedangkan yang lain hanya mendengarkan.
c.
Kurangnya contoh
dan latihan.
d.
Kurangnya
bimbingan guru secara menyeluruh.
3.
Alternatif
dan Pemecahan Masalah
Dari
analisis masalah di atas, peneliti menemukan alternatif dan prioritas pemecahan
masalah sebagai berikut.
a.
Guru perlu
menerapkan metode pembelajaran bermain peran untuk meningkatkan keaktifan siswa
dalam pembelajaran PKn tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b.
Guru perlu
memberikan contoh nyata melalui Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
kelompok.
c.
Guru perlu
memberikan latihan dan bimbingan secara menyeluruh pada pembelajaran PKn
tentang pengambilan keputusan bersama.
B.
Rumusan
Masalah
Setelah
menemukan faktor penyebab siswa belum memahami materi pengambilan keputusan
bersama pada pelajaran PKn, peneliti berusaha merumuskan permasalahan. Rumusan
masalah tersebut seperti berikut.
1.
Bagaimanakah
keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia?
2.
“ Bagaimanakah
penerapan metode pembelajaran bermain peran untuk meningkatkan hasil belajar
PKn tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia di kelas V SD Negeri Sumbermulyo
01?”
C.
Tujuan
Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Tujuan
penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut : Meningkatkan penguasaan
konsep hubungan pengambilan keputusan bersama dengan menggunakan alat peraga
berupa gambar dan benda – benda di sekitar.
1.
Mencari
informasi keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn tentang Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
2.
Mendiskripsikan
penerapan metode bermain peran dengan model cooperative
Leraning untuk meningkatkan hasil
belajar pengambilan keputusan bersama siswa kelas V SD Negeri Sumbermulyo 01.
D.
Manfaat
Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1.
Bagi Peneliti:
a. Memperbaiki
pembelajaran yang sudah dikelolanya.
b. Memupuk
rasa percaya diri karena telah berhasil melakukan analisis terhadap hasil
kinerjanya sehingga dapat menemukan kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran
yang sudah dilaksanakan, kemudian mengembangkan alternative untuk mengatasi
kelemahannya.
c. Dapat
berkembang secara profesional.
2.
Bagi siswa
a. Dapat
memperbaiki hasil belajar.
b. Meningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami pelajaran.
3.
Bagi sekolah
a. Dapat
digunakan untuk mengembangkan sekolah kearah yang lebih baik.
b. Memberikan
sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah.
4.
Bagi peneliti
a. Dapat
dijadikan sebagai bahan rujukan dan kajian untuk dapat memberikan kritik atau
saran terhadap penelitian yang sudah dilakukan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Pembelajaran
PKn di SD
PKn
merupakan mata pelajaran di sekolah yang perlu menyesuaikan diri sejalan dengan
kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang sedang berubah. Hal ini merupakan fungsi
PKn sebagai pembangun karakter bangsa ( nasional
character building ) yang sejak proklamasi kemerdekaan RI telah mendapat
prioritas, yang perlu direvitalisasi agar sesuai dengan arah dan pesan
konstitusi Negara RI. Untuk itu pembentukan karakter anak yang kuat perlu
penguasaan Pembelajaran Kewarganegaraan sejak dini.
Mata pelajaran PKn perlu diberikan
kepada semua peserta didik mulai dari Sekolah Dasar karena PKn memiliki tugas
pokok sebagai berikut :
1.
Mengembangkan
Kecerdasan Warga Negara ( civic
intelligence ).
2.
Membina
tanggungjawab warga Negara ( civic
intelligence ).
3.
Mendorong
partisipasi warga Negara ( civic
intelligence).
Kecerdasan
warga Negara yang dikembangkan untuk membentuk warga Negara yang baik bukan
hanya dalam dimensi rasional melainkan juga dimensi spiritual, emosional, dan
social sehingga PKn memiliki ciri multidimensional. Kompetensi tersebut
diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan untuk mengolah dan
memanfaatkan informasi serta peka terhadap keadaan yang selalu berubah / tidak
pasti.
Menurut
hasil penelitian Cogan ( 1998 ), ada delapan karakter yang dapat dibentuk
melalui belajar PKn yaitu sebagai berikut :
1.
Kemampuan
mengenal dan mendekati masalah sebagai warga masyarakat di sekitar.
2.
Kemampuan
bekerjasama dengan orang lain dan memikul tanggungjawab atas peran atau
kewajibannya dalam masyarakat.
3.
Kemampuan untuk
memahami, menerima, dan menghormati perbedaan – perbedaan pendapat.
4.
Kemampuan
berfikir kritis dan sistematis.
5.
Kemampuan
menyelesaikan konflik dengan cara damai tanpa kekerasan.
6.
Memiliki
kemampuan untuk bergaya hidup sederhana.
7.
Memiliki kepekaan terhadap lingkungan dan
mempertahankan hak – haknya dalam masyarakat.
8.
Memiliki kemauan
dan kemampuan untuk berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat.
Dengan
demikian fungsi pembelajaran PKn tidak hanya sekadar memberi pengetahuan tentang pendidikan kewarganegaraan
saja, tetapi juga dimaksudkan untuk mengembangkan sikap – sikap tertentu
mengenai hal – hal yang timbul disekitar dalam kehidupan sehari – hari.
B.
Pengertian
Hasil Belajar
Hasil
belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah
mengalami aktivitas belajar ( Anni, 2004 : 4 )
Hasil
belajar adalah perubahan perilaku yang relative menetap dalam diri seseorang
sebagai akibat dari interaksi seseorang dengan lingkungannya ( Hamzah : 2007 :
213 ).
Berdasarkan
pengertian hasil belajar di atas peneliti menyimpulkan bahwa aspek – aspek
perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh
pembelajar. Oleh karena itu apabila pembelajar mempelajari tentang konsep, maka
perubahan perilaku yang diperolah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran
PKn pada materi Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk mencapai hasil belajar
yang memuaskan diperlukan aktivitas siswa yaitu dengan melakukan aktivitas
langsung dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia . Melalui
aktivitas tersebut pembelajar akan lebih mengena pada siswa. Selain itu siswa
juga perlu berinteraksi dengan siswa yang lain untuk membuat simpulan dengan
benar.
Dalam
penelitian ini hasil belajar pada pelajaran PKn materi Negara Kesatua Republik
Indonesia yang diukur melalui tes formatif dengan KKM 75. Bagi siswa yang
nilainya kurang dari 75 diberi soal perbaikan dan bagi siswa yang nilainya 75
ke atas diberi soal pengayaan dalam bentuk pekerjaan rumah.
C.
Pengertian
Model Mengajar
Menurut
Joyce dan Weil 1971 model mengajar adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan
aktivitas belajar mengajar.
Model
mengajar merupakan suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk
kurikulum, merancang bahan – bahan pengajaran, dan bimbingan pengajaran di kelas
atau yang lain.
D. Macam – macam
Model Mengajar
Secara
khusus Joyce dan Weil ( 1972 ) telah mengklasifikasikan empat model mengajar
seperti berikut.
1.
Kelompok Model –
model pengolahan informasi, terdiri dari :
· Model
Pencapaian Konsep
· Model
Berfikir Induktif ( Inductive Thinking )
· Pemandu
Awal ( Advance Organizer )
· Latihan
Penelitian ( Inquiry Training )
· Model
Memorisasi
· Penelitian
Ilmiah ( Scientivic Inquiry )
· Pengembangan
Intelek ( Developing Intellect )
2.
Kelompok Model –
model Interaksi Sosial atau “ social
models “, terdiri dari:
· Bermain
Peran ( Role Playing )
· Penelitian
Yurisprudensial
· Investigasi
Kelompok
· Latihan
Laboratorium
· Model
Inquiry Studi Social
3.
Kelompok model –
model personal atau “ personal models
“, terdiri dari :
· Pengajaran
Tanpa Arahan ( Non Directive Teaching
)
· Model
Sintetiks ( Sinectics )
· Pelatihan
Kesadaran ( awareness training )
· Model
Pertemuan Kelas ( Classroom meeting )
4.
Kelompok model – model perilaku atau “ Behavioural system “, terdiri dari :
· Kontrol
Diri
Melalui
beberapa metode operan mengatur lingkungan kita sendiri
· Latihan
Asertif
Pengungkapan
perasaan secara jujur dan langsung.
· Belajar
tuntas ( Mastery Learning )
E.
Metode
Bermain Peran
1.
Pengertian
Bermain Peran
Metode bermain peran adalah berperan atau mamainkan
peranan dalam dramatisir masalah social atau psikologis.
Bermain
peran adalah salah satu bentuk permainan pendidikan yang di gunakan untuk
menjelaskan perasaan, sikap, tingkah laku, dan nilai, dengan tujuan untuk
menghayati perasaan, sudut pandang dan cara berfikir orang lain ( Depdikbud,
1964 : 171 ).
Melalui
metode bermain peran siswa diajak untuk belajar memecahkan masalah pribadi,
dengan bantuan kelompok social yang anggotanya teman – temannya sendiri. Dengan
kata lain metode ini berupaya membantu individu melalui proses kelompok sosial.
Melalui
bermain peran, para siswa mencoba mengeksploitasi masalah – masalah hubungan
antara manusia dengan cara memperagakannya. Hasilnya didiskusikan dalam kelas.
Proses
belajar dengan menggunakan metode bermain peran diharapkan siswa mampu
menghayati tokoh yang dikehendaki, keberhasilan siswa dalam menghayati peran
itu akan menentukan apakah proses pemahaman, penghargaan dan identifikasi diri
terhadap nilai berkembang : ( Hasan, 1996 : 266 ).
2.
Tujuan
Penggunaan Bermain Peran
Tujuan
dari penggunaan metode bermain peran adalah sebagai berikut :
a. Untuk
motivasi siswa.
b. Untuk
menarik minat dan perhatian siswa.
c. Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi situasi dimana mereka mengalami
emosi, perbedaan pendapat, dan permasalahan dalam lingkungan kehidupan social
anak.
d. Menarik
siswa untuk bertanya.
e. Mengembangkan
kemampuan komunikasi siswa.
f. Melatih
siswa untuk berperan aktif dalam kehidupan nyata.
F.
Penggunaan
Model Bermain peran dalam mata pelajaran PKn
Menurut
Sumantri ( 2001 ) bermain peran
merupakan model mengajar yang berakar pada dimensi personal dan sosial dari
pendidikan. Model ini mencoba membantu indivisu untuk menemukan makna pribadi
dalan dunia sosial dan memecahkan dilema – dilema dengan bantuan kelompok sosial.
Dalam hal ini memungkinkan individu untuk bekerjasama untuk menganalisis
situasi sosial terutama permasalahan interpersonal dalam mengembangkan cara –
cara yang demokratis untuk menghadapi situasi tersebut.
Dalam
model mengajar bermain peran, sebagian siswa adalah pemain peran yang lainnya
mengamati. Seseorang meletakkan dirinya pada posisi orang lain yang juga
bermain peran. Bila empati, simpati, kemarahan, dan kasih sayang serta apeksi
dilakukan dalam berinteraksi, berarti bermain peran dapat dilaksanakan dengan
baik / berhasil.
Hal
penting dalam model mengajar bermain peran adalah keterlibatan siswa untuk
berpartisipasi dalam situasi atau masalah nyata serta adanya keinginan untuk
mengatasi suatu masalah bersama. Pemahaman siswa dalam model belajar bermain
peran dapat memberikan contoh pada siswa dalam kehidupan sehari – hari untuk
berperilaku sebagai berikut :
1.
Menjajagi
perasaan.
2.
Menambah
pengetahuan tentang sikap, nilai – nilai dan persepsinya.
3.
Mengembangkan
keterampilan dan sikapnya dalam memecahkan masalah.
4.
Mengkaji
pelajaran dengan berbagai cara.
G.
Langkah
– Langkah Penerapan Metode Bermain Peran dalam Pembelajaran PKn.
Shaffel dalam bukunya “ Role Playing For Social
Studies “ menyatakan bahwa ada sembilan langkah dalam role playing yaitu
sebagai berikut.
1.
Membangkitkan
semangat kelompok, memperkenalkan siswa dengan masalah sehingga mereka
mengenalnya sebagai suatu bidang yangt harus dipelajari.
2.
Pemilihan
peserta, guru dan siswa menggambarkan berbagai karakter / bagaimana rupanya,
bagaimana rasanya, dan apa yang mungkin mereka kemukakan. Guru dapat menentukan
berbagai criteria dalam memilih siswa untuk peran tertentu.
3.
Menentukan arena
panggung, para pemain peran membuat garis besar scenario, tetapi tidak
mempersiapkan dialog khusus.
4.
Mempersiapkan
pengamat, adalah sangat penting untuk melibatkan pangamat secara aktif sehingga
seluruh anggota kelompok mengalami kegiatan itu dan kemudian dapat
menganalisisnya. Cara guru melibatkan siswa pengamatan ilmiah dengan menugaskan
mereka untuk mengevaluasi, mengomentari efektifitasnya serta urutan – urutan
perilaku pemain dan mendefinisikan perasaan – perasaan serta cara – cara
berfikir individu yang sedang diamati.
5.
Pelaksanaan
kegiatan; para pemeran mengasumsi perannya dan menghayati situasi secara
sepontan dan saling merespon secara realistik.
6.
Berdiskusi dan
mengevaluasi; apakah masalahnya penting dan apakah peserta dan pengamat
terlibat secara intelektual dan emosional.
7.
Melakukan lagi
permainan peran; siswa dan guru berbagi interpretasi baru tentang peran dan
menentukan apakah harus dilakukan oleh individu – individu baru atau tetap oleh
orang terdahulu. Dengan demikian permainan peran menjadi kegiatan konseptual
yang dramatis.
8.
Dilakukan lagi
evaluasi dan diskusi; siswa mungkin mau menerima solusi, tetapi guru mendorong
solusi yang realistik.
9.
Berbagi
pengalaman dan melakukan generalisasi. Tidak dapat diharapkan untuk
menghasilkan generalisasi dengan segera tentang aspek hubungan kemanusiaan
tentang situasi tertentu. Guru harus mencoba untuk membentuk diskusi, setelah
mengalami setrategi bermain peran yang cukup lama, untuk dapat menggeneralisasi
mengenai pendekatan terhadap situasi masalah serta akibat dari pendekatan itu.
Semakin memadai pembentukan diskusi ini, kesimpulan yang dicapai akan semakin mendekati
generalisasi.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A.
Subjek,
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat
pelaksanaan perbaikan pembelajaran di SD Negeri Sumbermulyo 01 , Kecamatan Winong,
Kabupaten Pati. Subjek penelitian adalah siswa kelas V
semester I, mata pelajaran PKn untuk materi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Letak
SD Negeri Sumbermulyo 01 ada di Desa Sumbermulyo, Kecamatan Winong, Kabupaten
Pati. Keberadaannya di sebelah utara desa Bumiharjo.
Jumlah
siswa kelas V ada 23 siswa terdiri dari 15 laki – laki dan 8 perempuan. Dari 23 siswa peserta didik pada awal pembelajaran hanya 12 siswa 52 % yang telah mencapai KKM
75. Sedangkan 10 siswa yang lain 48 % belum
mencapai nilai 75. Sebagian siswanya dari masyarakat sekitar sekolah yang
memiliki tingkat ekonomi menengah sampai ke bawah. Kesadaran akan pendidikan
anak kurang. Hal ini terlihat dari banyak siswa yang tidak mengerjakan tugas PR
yang diberikan oleh guru. Selain itu jumlah anak yang melanjutkan ke SLTP dan
SLTA juga masih sedikit.
Dalam
pergaulan sehari – hari peserta didik menggunakan bahasa ibu yaitu bahasa Jawa
untuk berkomunikasi baik di rumah maupun di sekolah. Akibatnya anak – anak
mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia. Bila
diajak berkomunikasi siswa dapat menangkap maksud pembicaraan, namun jika diminta untuk mengungkapkan secara lisan
maupun tulisan mereka mengalami kesulitan.
Waktu
pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan dua tahap :
a.
Pra siklus pada
hari Rabu, 26 September 2012
b.
Siklus I pada
hari Rabu, 3 Oktober 2012
c.
Siklus II pada
hari Rabu10 Oktober 2012
B.
Desain
Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Pelaksanaan
pembelajaran diawali dengan melakukan pembelajaran awal. Pelaksanaannya
dilakukan tiga kali yaitu pembelajaran
awal (pra siklus), siklus I, dan siklus II. Masing – masing terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi dengan rincian sebagai
berikut :
1.
Pembelajaran
Awal ( Pra Silkus )
a.
Perencanaan
Perencanaan
pembelajaran awal dilakukan dengan cara pembelajaran yang biasa saja tanpa ada
persiapan khusus, dan dengan Rencana Pembelajaran (RP). Materi yang diambil
adalah tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia mata pelajaran PKn kelas V
Semester I.
Rangkaian
kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut.
1)
Guru menyusun
rencana pembelajaran dengan materi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2)
Guru menyiapkan sumber
bahan dan media pembelajaran.
3)
Menyusun lembar
kerja.
4)
Memilih metode
diskusi kelompok.
5)
Membuat lembar
observasi aktifitas guru dan siswa beserta indikatornya.
b.
Pelaksanaan
Pelaksanaan
pembelajaran awal dilakukan selama 70 menit dalam proses pembelajaran kelas V SD
Negeri Sumbermulyo 01 , Kecamatan Winong. Dengan menggunakan instrument
penelitian. Supervisor 2 melakukan pengamatan terhadap tingkah laku guru dalam
menyampaikan materi melalui metode diskusi kelompok. Tahap pelaksanaan
pembelajaran dilaksanakan seperti langkah – langkah di bawah ini :
1)
Guru melakukan
apersepsi melalui tanya jawab tentang tentang Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
2)
Guru
menyampaikan motivasi dan tujuan pembelajaran.
3)
Guru menjelaskan
pengertian Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4)
Siswa
mengerjakan lembar kerja siswa dari guru secara berkelompok.
5)
Perwakilan siswa
maju membacakan hasil kerja kelompok
6)
Siswa menanggapi
hasil kerja tiap kelompok dengan dipandu oleh guru.
7)
Siswa bersama
guru menyimpulkan materi pelajaran.
8)
Siswa
mengerjakan tes formatif.
9)
Guru mengoreksi
hasil tes formatif.
10)
Guru memberikan
tindak lanjut berupa soal perbaikan dan pengayaan dalam bentuk pekerjaan rumah.
11)
Guru
menyampaikan pesan agar siswa lebih giat belajar kembali
c.
Pengamatan
Pengamatan
dilakukan oleh Supervisor 2, menggunakan lembar observasi yang berisi kegiatan
guru, peserta didik, dan interaksi pembelajaran beserta indikator – indikatornya.
Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang dimiliki
oleh guru yang melakukan kegiatan belajar mengajar. Sehingga dapat menjadi
masukan dalam melakukan kegiatan belajar mengajar berikutnya. Pengamatan
didasarkan juga pada bentuk soal yaitu pilihan ganda 5 soal, isian 3 soal, dan
uraian 2 soal.
d.
Refleksi
Setelah
melihat hasil observasi dan catatan selama pelaksanaan pembelajaran awal, guru
tersebut mengadakan refleksi untuk mengetahui kekurangan, kendala, hambatan,
dan kelebihan saat berlangsungnya proses pembelajaran. Karena dirasa masih
banyak kekurangan dan hambatan yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah,
maka guru mengadakan perbaikan pembelajaran ke siklus I.
2.
Siklus
I
Pelaksanaan
perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I, meliputi perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Secara lebih rinci diuraikan sebagai
berikut.
a.
Perencanaan
Perbaikan
pembelajaran siklus I dilakukan berdasarkan hasil refleksi terhadap
pembelajaran awal mata pelajaran PKn di kelas V materi tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berdasarkan pengamatan, guru kecewa
pada hasil evaluasi dari analisis nilai ditemukan bahwa dari 23 siswa hanya 12
siswa 52 % yang memperoleh nilai 75 ke atas. Sedangkan 11 siswa yang lain 48 % mendapat nilai dibawah 75.
Rangkaian
kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaannya adalah sebagai berikut.
1)
Guru menyiapkan
sumber bahan dan media yang akan digunakan saat pelaksanaan perbaikan silklus I.
2)
Guru menyusun
rencana perbaikan pembelajaran siklus I.
3)
Guru menyusun
lembar kerja siswa.
4)
Guru menyusun alat evaluasi berupa butiran soal tes formatif.
5)
Guru menyusun
lembar observasi kegiatan siswa, guru, dan interaksi pembelajaran beserta
indikatornya.
b.
Pelaksanaan
Pelaksanaan
pembelajaran siklus I dilakukan 70 menit dalam proses pembelajaran mata
pelajaran PKn kelas V SD Negeri Sumbermulyo 01 , Kecamatan Winong. Dengan menggunakan instrument penelitian, supervisor
2 melakukan pengamatan terhadap tingkah laku guru dalam menyampaikan materi
melalui metode bermain peran. Tahap pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I
dilaksanakan seperti langkah – langkah di bawah ini :
1)
Guru melakukan
apersepsi melalui tanya jawab dengan soal “Apa yang kalian ketahui tentang
Negara Kesatuan Republik Indonesia ?”
2)
Guru
menyampaikan motifasi dan tujuan pembelajaran.
3)
Siswa melakukan
kegiatan mengambil keputusan bersama / musyawarah bersama kelompok dalam
pemilihan ketua kelas.
4)
Siswa
mengerjakan lembar kerja secara kelompok.
5)
Perwakilan siswa
maju membacakan hasil kerja kelompok.
6)
Siswa menanggapi
hasil kerja tiap kelompok dengan dipandu oleh guru.
7)
Siswa bersama
guru menyimpulkan materi pelajaran.
8)
Siswa
mengerjakan tes formatif.
9)
Guru mengoreksi
hasil tes formatif.
10) Guru
memberikan tindak lanjut berupa soal perbaikan dan pengayaan dalam bentuk
pekerjaan rumah.
c.
Pengamatan
Pengamatan
dilakukan oleh supervisor 2, menggunakan lembar observasi yang berisi kegiatan
guru, peserta didik, dan interaksi pembelajaran beserta indikator –
indikatornya. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan
yang dimiliki oleh guru yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Adakah peningkatan dibanding pra siklus /
rencana pembelajaran awal. Sehingga dapat menjadi masukan dalam melakukan
kegiatan belajar mengajar berikutnya. Pengamatan didasarkan juga pada bentuk
soal yaitu pilihan ganda 3 soal, isian 2 soal, dan uraian 1 soal.
d.
Refleksi
Setelah
melihat hasil observasi dan catatan selama pelaksanaan pembelajaran siklus I,
guru tersebut mengadakan refleksi untuk mengetahui kekurangan, kendala,
hambatan, dan kelebihan saat berlangsungnya proses pembelajaran. Ternyata hasil
belajar siswa masih belum memuaskan walaupun sudah ada peningkatan sedikit dan
dirasa masih ada kekurangan dan hambatan yang menyebabkan hasil belajar siswa
rendah maka guru mengadakan perbaikan pembelajaran pada siklus II.
3.
Siklus
II
Pelaksanaan
perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II, meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Secara
lebih rinci diuraikan sebagai berikut.
a.
Perencanaan
Perbaikan
pembelajaran siklus II dilakukan berdasarkan hasil refleksi terhadap perbaikan
pembelajaran siklus I mata pelajaran PKn di kelas V materi Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Berdasarkan pengamatan, guru belum puas pada hasil evaluasi
dari analisis nilai ditemukan bahwa dari 23 siswa yang mendapat nilai 75 atau
lebih hanya 16 siswa 69% sedangkan yang 7 siswa 39% mendapat nilai di bawah 75.
Rangkaian
kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaannya adalah sebagai berikut.
1)
Guru menyiapkan
sumber bahan dan media yang akan digunakan saat pelaksanaan perbaikan siklus II.
2)
Guru menyususn
rencana perbaikan pembelajaran siklus II.
3)
Guru menyusun
sekenario bermain peran.
4)
Guru menyusun
alat evaluasi berupa butir soal tes formatif.
5)
Guru menyusun
lembar observasi kegiatan siswa, guru, dan interaksi pembelajaran beserta
indikatornya.
b.
Pelaksanaan
Pelaksanaan
pembelajaran awal dilakukan selama 70 menit dalam proses pembelajaran mata
pelajaran PKn kelas V SD Negeri Sumbermulyo 01 , Kecamatan Winong. Dengan
menggunakan instrument penelitian, Supervisor 2 melakukan pengamatan terhadap
tingkah laku guru dalam menyampaikan materi melalui metode bermain peran. Tahap
pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan seperti langkah –
langkah di bawah ini.
1)
Guru melakukan apersepsi
melalui tanya jawab dengan soal “ Bagaimana cara menjaga keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia ?”
2)
Guru
menyampaikan motivasi dan tujuan pembelajaran
3)
Siswa
mempraktikan kegiatan pemilihan ketua kelas melalui metode bermain peran
4)
Semua siswa ikut
terlibat dalam kegiatan pemilihan ketua kelas V
5)
Siswa membentuk
kelompok untuk mengisi lembar kerja kelompok
6)
Perwakilan siswa
maju mendemonstrasikan hasil kerja kelompok
7)
Siswa menanggapi
hasil kerja tiap kelompok dengan dipandu oleh guru
8)
Siswa bersama
guru menyimpulkan materi pelajaran
9)
Siswa
mengerjakan tes formatif
10)
Guru mengoreksi
hasil tes formatif
11)
Guru memberikan
tindak lanjut berupa soal perbaikan dan pengayaan dalam bentuk pekerjaan rumah
12)
Guru
menyampaikan pesan agar siswa lebih giat belajar kembali
c.
Pengamatan
Pengamatan
dilakukan oleh Supervisor 2, menggunakan lembar observasi yang diisi kegiatan
guru, peserta didik, dan interaksi pembelajaran beserta indikator – indikatornya.
Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang dimiliki
oleh guru yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Adakah peningkatan
dibandingkan siklus I. sehingga dapat menjadi masukan dalam melakukan kegiatan
belajar mengajar berikutnya. Perlu tidakkah diadakan siklus III. Pengamatan
didasarkan juga pada bentuk soal yaitu pilihan ganda 5 soal, isian 3 soal, dan
uraian 2 soal.
d.
Refleksi
Setelah
melihat hasil observasi dan catatan selama pelaksanaan pembelajaran siklus II,
guru tersebut mengadakan refleksi untuk mengetahui kekurangan, kendala,
hambatan, dan kelebihan saat berlangsungnya proses pembelajaran. Ternyata hasil
belajar siswa sudah cukup memuaskan yaitu ada 22 siswa 96% telah memperoleh
nilai 75 atau lebih. Dengan mempertimbangkan
hal itu, maka perbaikan pembelajaran tidak memerlukan siklus III. Ini berarti
PTK untuk pelajaran PKn telah selesai dilaksanakan.
C.
Teknik
Analisis Data
Dalam
kegiatan pengumpulan data ini, penulis dibantu supervisor 2. Pengamatan ini
dilakukan pada saat berlangsungnya pelaksanaan perbaikan pembelajaran di SD
Negeri Sumbermulyo 01. Adapun data – data yang diperoleh adalah sebagai
berikut.
1.
Hasil Data
Kualitatif
Dalam
kegiatan pengumpulan data secara kualitatif, pengamat menggunakan lembar
observasi guru. Pengamat memberikan tanda cek (√ ) pada kolom kemunculan sesuai
indikator tersebut.
Pengamatan
yang dilakukan oleh pengamat ( observer ) adalah tentang keefektifan metode
bermain peran dalam meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran PKn
khususnya tentang materi pokok Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk
mendapatkan data yang lebih tepat, maka fokus pengamatan ditekankan pada :
a.
Kegiatan guru
dalam menerapkan metode bermain peran
b.
Aktifitas anak
dalam pelaksanaan pembelajaran
c.
Keaktifan siswa
dalam pelaksanaan bermain peran
d.
Indikator yang
diamati pada lembar observasi guru terlampir.
2.
Hasil Data
Kuantitatif
Data
kuantitatif diperoleh dari hasil nilai tes formatif. Dari hasil tersebut dapat
untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran. Dari hasil nilai tes formatif
tersebut dapat diketahui tingkat keberhasilan penggunaan metode bermain peran
dalam meningkatkan motivasi siswa.
Data
kuantitatif tersebut dibuat sesuai dengan pedoman penilaian yang telah dibuat
oleh guru. Setelah guru memberikan penilaian lalu menganalisis perbutir soal.
Hasil analisis siswa terlampir.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus
Hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri Sumbermulyo
01, Kecamatan Winong, Kabupaten Pati terkait hasil belajar PKn tentang Negara
Kesatuan Republik Indonesia melalui metode bermain peran dengan model
pembelajaran cooperative learning, yang dilaksanakan dalam perbaikan
pembelajaran pada siklus I dan siklus II secara lengkap dijabarkan sebagai
berikut.
1.
Pra Siklus
Pembelajaran pra siklus mata pelajaran PKn kelas V semester I di SD
Negeri Sumbermulyo 01, Kecamatan Winong, Kabupaten Pati, tahun pelajaran 2012 /
2013 dengan materi pokok Negara Kesatuan
Republik Indonesia dilaksanakan pada hari Rabu, 26 September 2012 hasilnya
belum memuaskan. Hasil pembelajaran pra
siklus disajikan dalam tabel 4.1 sebagai berikut.
Tabel 4.1
Hasil Evaluasi Pra Siklus
Mata Pelajaran PKn
No
|
Nama Siswa
|
Nilai
|
Tuntas
|
Belum
Tuntas
|
1
|
Nur Adha S
|
64
|
|
√
|
2
|
Ade Madona
|
58
|
|
√
|
3
|
Ahmad Aksin
|
70
|
|
√
|
4
|
Ahmad Yunus
|
88
|
√
|
|
5
|
Astari Kurnia W
|
76
|
√
|
|
6
|
Dela Hana K
|
76
|
√
|
|
7
|
Dina Miftahun M
|
52
|
|
√
|
8
|
Garbriel Violli Y
|
76
|
√
|
|
9
|
Galih Yoga P
|
46
|
|
√
|
10
|
Gayuh Adi S
|
82
|
√
|
√
|
11
|
Heru Aprianto
|
76
|
√
|
|
12
|
M. Rizki Andika
|
64
|
|
√
|
13
|
M. Nurkholis
|
82
|
√
|
|
14
|
Nurul Huda EP
|
76
|
√
|
|
15
|
Rahmat Febri A
|
64
|
|
√
|
16
|
Ririn Sri Lestari
|
58
|
|
√
|
17
|
Shofiatun Nurul H
|
76
|
√
|
|
18
|
Aris Cahyati Prasetyani
|
46
|
|
√
|
19
|
Pangestu
Dwi Rahayu
|
58
|
|
√
|
20
|
Wahyu
Candra Saputra
|
76
|
√
|
|
21
|
Mohamad
Amir KS
|
76
|
√
|
|
22
|
Febri
Sanjaya Putra
|
58
|
|
|
23
|
Tri
Agustin Nurul H
|
76
|
√
|
|
|
Jumlah
|
1574
|
12
|
11
|
|
Presentasi
|
68
|
52
|
48
|
Dari tabel dapat kita lihat siswa yang mendapat nilai diatas 75 sebanyak 12 siswa, atau 52 % sedangkan nilai kurang dari
75 sebanyak 11 siswa atau 48 % dari 23 siswa. Untuk mengetahui presentasi
rentang nilai maka diadakan analisis yang disajikan pada tabel 4.2 dibawah ini.
Tabel
4.2
Analisis
Hasil Tes Formatif Pra Siklus
Mata
Pelajaran PKn
No
|
Rentang
|
Frekuensi
|
1
2
3
4
5
6
|
41 -50
51 – 60
61 – 70
71 – 80
81 -90
91 -100
|
2
5
4
9
3
|
|
Jumlah
|
23
|
Berdasarkan tabel 4.2 diatas, penguasaan
materi pembelajarn pra siklus bahwa dari
jumlah 23 siswa yang mendapat nilai 41 sampai 50 sebanyak 2 siswa, yang mendapat
nilai 51 sampai 60 sebanyak 5 siswa, nilai 61 sampai 70 sebanyak 4 siswa, nilai
71 sampai 80 sebamyak 9 siswa, nilai 81 sampai 90 sebanyak 3 siswa dan tidak
ada yang mendapat nilai diatas 91.
Apabila hasil evaluasi sebelum perbaikan
pembelajaran PKn dengan indikator Negara Kesatuan Republik Indonesia kelas V
semester I di SD Negeri Sumbermulyo 01,
Kecamatan Winong, Kabupaten Pati, tahun pelajaran 2012/2013 jika disajikan
dalam bentuk grafik dapat dilihat pada gambar
4.1 berikut.
Gambar 4.1
Grafik Hasil
Evaluasi Sebelum Perbaikan Pembelajaran
Nilai hasil tes formatif diperoleh setelah proses pembelajaran selesai.
Guru memberi evaluasi untuk mengetahui tingkat penguasaan materi yang telah
diajarkan pada pembelajaran pra siklus. Adapun langkah – langkah pelaksanaan
pra siklus yaitu :
a. Perencanaan
Membuat rencana pembelajaran, membuat lembar pengamatan, menyediakan alat
peraga, membuat evaluasi, membuat lembar kerja dan menentukan teman sejawat yang
akan mengobservasi aktivitas siswa dan guru selama kegiatan pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan
pembelajaran pra siklus dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 26 September 2012,
di SD N Sumbrmulyo 01. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanaakan sesuai dengan
rencana pembelajaran.
c. Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang diperoleh oleh peneliti yang
dibantu oleh teman sejawat sebagai observer. Berikut hasil pengamatan pada
waktu proses pembelajaran pada pra siklus. Pada pra siklus ini pembelajaran
berlangsung, siswa belum aktif dalam pembelajaran, siswa pada waktu diskusi
kelompok belum bisa bekerja sama, waktu diberi penjelasan oleh guru ada siswa
yang bermain sendiri. Sedangkan hasil pengamatan terhadap guru yaitu guru
kurang menguasai materi, guru belum bisa mengontrol keaktifan siswa, guru belum
menggunakan alat peraga, sehingga siswa kurang memahami struktur daun dan
fungsinya.
d. Refleksi
Dari hasil refleksi yang dilakukan oleh guru melalui diskusi dengan teman
sejawat sebagai observer diperoleh beberapa kekurangan selama proses
pembelajaran. Sebelum pelajaran dimulai guru tidak mengkondisikan siswa untuk
menerima pelajaran, sehingga siswa belum siap menerima pelajaran. Pada waktu
pemberian materi guru hanya ceramah, sehingga siswa hanya menggambarkan materi
NKRI itu seperti apa. Dari refleksi itu
guru menyadari kekurangannya dalam proses pembelajaran oleh karena itu guru
akan memperbaikinya pada perbaikan pembelajaran siklus berikutnya.
1)
Keberhasilan
a)
Siswa merasa senang dengan
pembelajaran dengan mempelajari kubudayaan di Indonesia.
b)
Guru dapat belajar untuk
menerapkan alat peraga pembelajaran.
c)
Guru dapat menjadikan alat peraga
sebagai variasi model pembelajaran.
2)
Kegagalan
a)
Masih ada 11 siswa yang belum
mencapai tingkat ketuntasan minimal.
b)
Ada beberapa siswa yang belum bisa
memahami materi.
Dalam menyimpulkan materi guru masih belum
melibatkan siswa.
2.
Siklus I
Perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 3
Oktober 2012 dengan objek siswa kelas V
semester I SD Negeri Sumbermulyo 01, Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Dengan
dibantu oleh teman sejawat yang
bertindak sebagai observer, peneliti melaksanakan sesuai rencana. Skenario
pembelajaran berlangsung dengan baik. Peneliti melaksanakan sesuai rencana.
Pada akhir pembelajaran peneliti mengadakan evaluasi hasil belajar untuk
mengetahui tingkat keberhasilan. Hasil perbaikan pembelajaran siklus I
disajikan dalam tabel 4.3 sebagai berikut.
Tabel 4.3
Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran
Siklus I
No
|
Nama Siswa
|
Nilai
|
Tuntas
|
Belum
Tuntas
|
1
|
Nur Adha S
|
76
|
√
|
|
2
|
Ade Madona
|
58
|
|
√
|
3
|
Ahmad Aksin
|
76
|
√
|
|
4
|
Ahmad Yunus
|
88
|
√
|
|
5
|
Astari Kurnia W
|
76
|
√
|
|
6
|
Dela Hana K
|
76
|
√
|
|
7
|
Dina Miftahun M
|
52
|
|
√
|
8
|
Garbriel Violli Y
|
76
|
√
|
|
9
|
Galih Yoga P
|
46
|
|
√
|
10
|
Gayuh Adi S
|
82
|
√
|
√
|
11
|
Heru Aprianto
|
76
|
√
|
|
12
|
M. Rizki Andika
|
76
|
√
|
|
13
|
M. Nurkholis
|
82
|
√
|
|
14
|
Nurul Huda EP
|
76
|
√
|
|
15
|
Rahmat Febri A
|
76
|
√
|
|
16
|
Ririn Sri Lestari
|
58
|
|
√
|
17
|
Shofiatun Nurul H
|
76
|
√
|
|
18
|
Aris Cahyati Prasetyani
|
46
|
|
√
|
19
|
Pangestu
Dwi Rahayu
|
58
|
|
√
|
20
|
Wahyu
Candra Saputra
|
76
|
√
|
|
21
|
Mohamad
Amir KS
|
76
|
√
|
|
22
|
Febri
Sanjaya Putra
|
58
|
|
|
23
|
Tri
Agustin Nurul H
|
76
|
√
|
|
|
Jumlah
|
1604
|
16
|
7
|
|
Presentasi
|
69
|
69
|
39
|
Dari tabel dapat kita lihat siswa yang mendapat nilai diatas 75 sebanyak 16 siswa, sedangkan
nilai kurang dari 75 sebanyak 7 siswa dari jumlah 23 siswa. Untuk mengetahui
presentasi rentang nilai maka diadakan analisis yang disajikan pada tabel 4.4
dibawah ini.
Tabel 4.2
Analisis Hasil
Tes Formatif Siklus I
No
|
Rentang
|
Frekuensi
|
1
2
3
4
5
6
|
41 -50
51 – 60
61 – 70
71 – 80
81 -90
91 -100
|
2
5
-
12
3
-
|
|
Jumlah
|
23
|
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, penguasaan materi
sebelum perbaikan pembelajarn bahwa dari
jumlah 23 yang mendapat nilai 41 sampai 50 sebanyak 2 siswa , nilai 51 sampai
60 sebanyak 5 siswa, nilai 61 sampai 70 sebanyak tidak ada , nilai 71 sampai 80
sebanyak 12 siswa, nilai 81 sampai 90 sebanyak 3 siswa dan tidak ada yang
mendapat nilai diatas 91.
Apabila hasil evaluasi
perbaikan pembelajaran siklus I mata pelajaran PKn dengan indikator Negara Kesatuan Republik Indonesia kelas V
semester I di SD Negeri Sumbermulyo 01 ,
Kecamatan winong, Kabupaten Pati, tahun pelajaran 2012/2013 jika disajikan
dalam bentuk grafik dapat dilihat pada gambar
4.1 berikut.
Gambar 4.2
Grafik Hasil
Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus I
Hasil evaluasi siklus I diperoleh setelah pelaksanaan pembelajaran siklus
I selesai. Dalam pembelajaran siklus I melalui langkah – langkah berikut.
a.
Perencanaan
a)
Menyusun rencana pembelajaran
dengan tujuan perbaikan siklus I.
b)
Memilih metode siklus I.
c)
Mempersiapkan LKS yang akan
digunakan dalam perbaikan pembelajaran.
d)
Membuat dan merancang lembar
observasi aktivitas guru beserta indikatornya.
b.
Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 3
Oktober 2012 dikelas V. Kegiatan belajar mengajar sesuai dengan apa yang
tertulis dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
c.
Pengamatan
Pada tahap ini pengamat mencatat apa yang telah
terjadi pada pembelajaran perbaikan siklus I dengan menggunakan lembar
observasi. Dalam proses ini diperoleh data bahwa :
-
Penjelasan materi sangat cepat
sehingga kurang dipahami siswa
-
Kurang memberikan kesempatan pada
anak untuk bertanya
-
Perhatian guru pada siswa masih
kurang.
d.
Refleksi
Hasil dari observasi /
pengamatan dikumpulkan dan dianalisis. Dari hasil observasi guru mengadakan
refleksi untuk mengetahui kekurangan, hambatan dan kendala yang terjadi pada
proses pembelajaran.
Dengan dasar hasil tes
formatif yang menunjukkan menunjukkan peningkatan pada pembelajaran sebelumnya,
namun untuk mencapai ketuntasan 75% belum tercapai. Maka penulis mengadakan
perbaikan pembelajaran tahap berikutnya yang menjadi fokus perbaikan
adalah sebagai berrikut.
1)
Memberikan materi yang jelas dan
lengkap sehingga mudah dipahami siswa.
2)
Memberikan kesempatan pada siswa
untuk bertanya.
3)
Menggunakan model pembelajaran
yang tepat.
Keberhasilan dan kegagalan pada siklus I antara lain:
1) Keberhasilan
a)
Hasil evaluasi belajar siswa
meningkat.
b)
Sebagian besar siswa sudah
memahami materi.
c)
Siswa sudah berani maju
mengerjakan soal.
d)
Siswa sudah berani untuk
mengajukan pertanyaan.
2)
Kegagalan
a)
Masih ada 7 siswa yang belum
mencapai tingkat ketuntasan.
b)
Kurang memberikan kesempatan pada
anak untuk bertanya.
c)
Penggunaan alat peraga kurang
maksimal.
d)
Masih ada beberapa siswa yang pada
saat pelajaran berlangsung masih belum bisa terlibat aktif.
3. Siklus II
Perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 10 Oktober
2012 dengan objek siswa kelas V semester I SD Negeri Sumbermulyo 01,
Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Dengan dibantu oleh teman sejawat yang
bertindak sebagai observer, peneliti melaksanakan sesuai rencana.
Skenario pembelajaran berlangsung dengan baik. Peneliti melaksanakan
sesuai rencana. Pada akhir pembelajaran peneliti mengadakan evaluasi hasil
belajar untuk mengetahui tingkat keberhasilan. Hasil perbaikan pembelajaran
siklus II disajikan dalam tabel 4.5 sebagai berikut.
Tabel 4.5
Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran
Siklus II
No
|
Nama Siswa
|
Nilai
|
Tuntas
|
Belum
Tuntas
|
1
|
Nur Adha S
|
88
|
√
|
|
2
|
Ade Madona
|
76
|
√
|
|
3
|
Ahmad Aksin
|
94
|
√
|
|
4
|
Ahmad Yunus
|
100
|
√
|
|
5
|
Astari Kurnia W
|
94
|
√
|
|
6
|
Dela Hana K
|
100
|
√
|
|
7
|
Dina Miftahun M
|
82
|
√
|
|
8
|
Garbriel Violli Y
|
100
|
√
|
|
9
|
Galih Yoga P
|
70
|
|
√
|
10
|
Gayuh Adi S
|
100
|
√
|
|
11
|
Heru Aprianto
|
94
|
√
|
|
12
|
M. Rizki Andika
|
88
|
√
|
|
13
|
M. Nurkholis
|
100
|
√
|
|
14
|
Nurul Huda EP
|
88
|
√
|
|
15
|
Rahmat Febri A
|
94
|
√
|
|
16
|
Ririn Sri Lestari
|
76
|
√
|
|
17
|
Shofiatun Nurul H
|
94
|
√
|
|
18
|
Aris Cahyati Prasetyani
|
82
|
√
|
|
19
|
Pangestu
Dwi Rahayu
|
82
|
√
|
|
20
|
Wahyu
Candra Saputra
|
88
|
√
|
|
21
|
Mohamad
Amir KS
|
100
|
√
|
|
22
|
Febri
Sanjaya Putra
|
76
|
√
|
|
23
|
Tri
Agustin Nurul H
|
100
|
√
|
|
|
Jumlah
|
2066
|
22
|
1
|
|
Presentasi
|
90
|
96
|
4
|
Dari tabel dapat kita lihat siswa yang mendapat nilai diatas 75 sebanyak 22 siswa, sedangkan
nilai kurang dari 75 sebanyak 1 siswa dari jumlah 23 siswa. Untuk mengetahui
presentasi rentang nilai maka diadakan analisis yang disajikan pada tabel 4.6
dibawah ini.
Tabel 4.6
Analisis
Hasil Tes Formatif Siklus II
No
|
Rentang
|
Frekuensi
|
1
2
3
4
5
6
|
41 -50
51 – 60
61 – 70
71 – 80
81 - 90
91 -100
|
-
-
1
3
7
12
|
|
Jumlah
|
23
|
Berdasarkan tabel 4.6 diatas, penguasaan materi
sebelum perbaikan pembelajarn bahwa dari
jumlah 23 siswa tak seorang pun yang mendapat nilai dibawah 60, nilai 61 sampai
70 1 siswa, nilai 71 sampai 80 sebanyak 3 siswa, nilai 81 sampai 90 sebanyak 7
siswa dan yang mendapat nilai diatas 91
sebanyak 12 siswa.
Apabila hasil evaluasi
perbaikan pembelajaran siklus II mata pelajaran PKn dengan indikator Negara
Kesatuan republic Indonesia kelas V semester I di SD Negeri Sumbermulyo 01 , Kecamatan Winong, Kabupaten
Pati, tahun pelajaran 2012/2013 jika
disajikan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut.
Gambar 4.3
Grafik Hasil Evaluasi
Perbaikan Pembelajaran Siklus II
Berikut ini adalah langkah – langkah pelaksanaan perbaikan pembelajaran
siklus II :
a. Perencanaan
Menyusun rencana
pembelajaran, menentukan alat peraga, menentukan metode pembelajaran,
merencanakan fokus perbaikan pembelajaran, menyusun lembar observasi, menyusun
lembar evaluasi.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran siklus II
dilaksanakan hari Rabu, tanggal 10 Oktober 2012, bertempat di SD Negeri
Sumbermulyo 01 Kecamatan Winong Kabupaten Pati.
c. Pengamatan
Hasil
pengamatan dari observer selama proses pembelajaran siklus II adalah siswa pada
waktu menerima pelajaran memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru
dengan baik. Berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, sudah ada keinginan
untuk mencari penelesaian soal dari guru. Mau bertanya jika ada kesulitan, dan
mulai berani untuk mengerjakan didepan walaupun belum bisa. Sedang pengamatan
yang diperoleh observer kepada guru yang mengajar adalah guru sudah
mempersiapkan rencana pembelajaran dengan baik, metode yang digunakan sudah
tepat, pemberian motivasi sudah cukup tapi masih ada beberapa kekurangan tidak
menanyakan kepada siswa tentang kesulitan apa yang diperoleh dari materi yang
diajarkan.
d. Refleksi
Setelah
melakukan beberapa perbaikan yaitu perbaikan pembelajaran pra siklus, siklus I
dan siklus II. Peneliti menyadari betul kekurangan – kekurangan pada proses
pembelajaran mata pelajaran PKn dengan materi Negara Kesatuan Republik
Indonesia pada siklus II. Walaupun
peneliti sudah mempersiapkan proses pembelajaran sebaik mungkin, tetapi tetap
masih ada kekurangannya diantaranya guru kurang memberi pertanyaan kepada
siswa. Dari hasil refleksi yang dilakukan tersebut teman sejawat selaku
observator juga menemukan beberapa kekurangan yaitu guru tidak memberi
bimbingan kepada siswa yang belum jelas atau memahami materi pelajaran.
Keberhasilan dan kegagalan pada
siklus II antara lain:
1) Keberhasilan
a)
Hasil evaluasi belajar siswa
meningkat.
b)
Sebagian besar siswa sudah
memahami materi.
c)
Siswa sudah berani maju
mengerjakan soal.
d)
Siswa sudah berani untuk
mengajukan pertanyaan.
2) Kegagalan
a)
Masih ada 1 orang siswa yang belum
mencapai tingkat ketuntasan.
b)
Pengelolaan kelas masih kurang.
c)
Masih ada beberapa siswa yang pada
saat pelajaran berlangsung masih belum bisa terlibat aktif.
Dari tabel pemelajaran awal sampai perbaikan
pembelajaran siklus II pada mata pelajaran PKn V semester I tentang NKRI di SD
Negeri Sarimulyo 01 Kecamatan Winong Kabupaten Pati, dapat disajikan pada tabel
4.7 berikut.
Tabel 4.7
Hasil Belajar
dan Peningkatan Nilai Rata – Rata
No
|
Ketuntasan
|
Pra Siklus
|
Siklus I
|
Siklus II
|
|||
Jumlah
|
%
|
Jumlah
|
%
|
Jumlah
|
%
|
||
1
|
Tuntas
|
12
|
52
|
16
|
69
|
22
|
96
|
2
|
Belum
Tuntas
|
11
|
48
|
7
|
39
|
1
|
4
|
3
|
Nilai
rata -rata
|
68
|
69
|
90
|
Berdasarkan table 4.7 dapat kita lihat bahwa pada
Pra Siklus hanya 52% siswa yang meraih ketuntasan, 69 % pada siklus I dan pada
Siklus II sebanyak 96% hal ini menunjukkan bahwa peningkatan yang signifikan
apabila kita menggunakan metode dan cara belajar yang tepat sehingga siswa
dapat belajar dengan semangat dan meraih prestasi yang kita harapkan.
Pada nilai rata – rata juga mengalami peningkatan yang
signifikan, nilai rata – rata pada pembelajaran awal 68, pada siklus I
mengalami peningkatan yaitu 69 dan pada
perbaikan pembelajaran siklus II menjadi 96. Perbaikan pembelajaran cukup pada
siklus II tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya karena tuntas dari 23
siswa ada 22 siswa atau 96% hanya 1 siswa atau 4% yang belum tuntas termasuk
siswa yang lamban belajarnya.
Dari tabel 4.7 dari hasil evaluasi pembelajaran awal
hingga perbaikan pembelajaran siklus II mata pelajaran matematika jika
disajikan dalam bentuk diagram mak dapat dilihat pada diagram 4.4 berikut.
Gambar 4.4
Grafik peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar
Pada gambar 4.4 menunjukkan grafik peningkatan nilai rata –
rata mata pelajaran PKn dengan materi Negara Kesatuan Republik Indonesia kelas
V semester I di SD Negeri Sumbermulyo 01, Kecamatan Winong, Kabupaten Pati,
bahwa sebelum perbaikan pembelajaran nilai rata – rata 68, pada perbaikan
siklus I nilai rata – rata 69 kenaikan nilai rata – rata 1. Pada perbaikan
pembelajaran siklus II nilai rata – rata 96, kenaikan nilai rata – rata dari
perbaikan pembelajaran siklus I ke perbaikan siklus II yaitu 30.
B.
Pembahasan Setiap Siklus
1.
Sebelum Perbaikan Pembelajaran
Sebelum perbaikan pembelajaran dari 23 siswa yang mengalami ketuntasan
dalam belajar sebanyak 12 siswa atau hanya 52% dan 11 siswa atau 48 % belum
tuntas. Hal ini menunjukkan kegagalan dalam
pembelajaran. Setelah penulis merefleksi diri, maka kegagalan iti disebabkan oleh beberapa hal,
antara lain :
a.
Dalam penggunaan alat peraga
kurang bervariasi.
b.
Pembelajaran masih didomonasi
guru.
c.
Rendahnya tingkat penguasaan
materi oleh siswa.
d.
Kurang relevannya metode yang
digunakan.
Kegagalan dalam pembelajaran PKn dengan materi Negara
Kesatuan Republik Indonesia kelas V semester I di SD Negeri Sumbermulyo 01,
Kecamatan Winong, Kabupaten Pati, maka peneliti perlu melakukan perbaikan
pembelajaran siklus I.
2.
Siklus I
Berdasarkan hasil diskusi denagn teman sejawat serta supervisor bahwa
ketidaktuntasan siswa dalam proses pembelajaran PKn dengan materi Negara
Kesatuan Republik Indonesia kelas V semester I di SD Negeri Sumbermulyo 01,
Kecamatan Winong, Kabupaten Pati, disebabkan oleh :
a.
Siswa kurang konsentrasi dalam
pembelajaran.
b.
Tidak semua siswa terlibat aktif
dalam pembelajaran.
c.
Kurangnya motivasi guru terhadap
siswa.
d.
Kurangnya keberanian siswa dalam
mengutarakan pendapat.
Berdasarkan temuan masalah diatas, maka langkah yang
ditempuh guru untuk meningkatkan hasil belajar adalah :
a.
Meningkatkan prestasi belajar
siswa dalam pengertian Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan metode bermain
peran.
Hal tersebut sesuai dengan teori blajar yang dikemukakan oleh J Bruner
(1966), bahwa belajar adalah suatu proses aktif yang dilakukan oleh siswa
dengan jelas.
Untuk meningkatkan kreativitas dan aktivitas dalam
melakukan kegiatan pembelajaran, maka pengadaan alat peraga harus ditingkatkan
dengan cara :
1.
Memanfaatkan benda – benda yang
ada disekitar siswa.
2.
Menggunakan alat peraga model kebudayaan
Indonesia.
Menurut C. Roger 1969 : 9 ) dalam teori cooperative learning
disebutkan bahwa proses belajar terjadi dengan adanya keterlibatan pribadi, inisiatif
diri dan evaluasi diri. Teori ini menimpulkan bahwa belajar harus dilakukan
oleh siswa, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator. Maka pemilihan metode
demonstrasi sangatlah tepat untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
b.
Meningkatkan keberanian siswa
dalam mengutarakan pandapat melalui pendekatan model cooperative learning.
Pendekatan cooperative eraning
akan memberikan kesempatan pada anak untuk memiliki keberanian dalam
mengutarakana pendapat. Dalam hal ini diharapkan tutor sebaya mampu membimbing temannya dalam
melakukan percobaan. Hal ini sesuai denagn pendapat Siberman (2000;157) bahwa
mengajar teman sebaya (per teaching) merupakan salah satu cara untuk
mematangkan penguasaan siswa terhadap suatu pelajaran tertentu.
Dalam pelaksanaan mengajar teman sebaya, fungsi guru lebih difokuskan
sebagai fasilitator dan motivator untuk memberikan penguatan. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Brammer (1979;42) yaitu hubungan yang bersifat membantu
merupakan upaya guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif akan
terjadinya pemecahan masalah dan pengembangan diri peserta didik.
Berdasarkan hasil refleksi tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus I
dihasilkan antara lain :
1.
Tutor sebaya belum terampil
menggunakan alat peraga untuk membimbing temannya dalam melakukan pembelajaran
tentang kebudayaan.
2.
Masih ada beberapa siswa yang ragu
dan tidak terlibat aktif dalamn melakukan demonstrasi. Guru memberi pengarahan
agar siswa terlibat aktif dalam
melakukan bermain peran.
3.
Dalam diskusi kelompok, masih ada
beberapa siswa yang aktif dan kurang kerja sama dalam menyelesaikan tugas.
4.
Hasil evaluasi siswa masih banyak
yang rendah, masih ada 7 siswa yang nilainya dibawah KKM dan tingkat ketuntasan
kelas 69 %. Dengan demikian maka tindakan perbaikan dilanjutkan pada siklus II.
3. Siklus II
Adapun hasil refleksi pada siklus II adalah:
a.
Tutor sebaya sudah terampil
menggunakan alat peraga untuk membimbing temanya dalam mempelajari kebudayaan.
b.
Hampir semua siswa terlibat aktif
dalam melakukan bermain peran.
c.
Dalam diskusi kelompok, hampir
semua siswa sudah aktif dan tercipta kerja sama yang baik dalam menyelesaikan
tugas.
d.
Hasil evaluasi belajar sudah baik
walaupun masih ada 1 siswa yang nilainya dibawah KKM. Namun rata – rata nilai
sudah diatas KKM yaitu 90 dan tingkat ketuntasan 96%.
Dengan demikian tindakan perbaikan pembelajaran PKn dengan
materi pokok Negara Kesatuan Republik Indonesia kelas V semester I di SD Negeri
Sumbermulyo 01, Kecamatan Winong Kabupaten Pati melalui model pembelajaran
cooperative learning melalui metode bermain peran dengan mengefektifkan alat
peraga kebudayaan dan globe dipandang sudah cukup. Hal ini terbukti adanya
peningkatan hasil belajar atau hasil evaluasi nilai rata – rata sudah diatas
KKM yaitu 90 dan tingkat ketuntasan 96%.
BAB
V
SIMPULAN
DAN SARAN
A. Simpulan
Setelah peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui pembelajaran
siklus I dan siklus II dengan materi Negara Kesatuan Republik Indonesia dikelas
V semester I tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri Sumbermulyo 01, Kecamatan
Winong, Kabupaten Pati, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa upaya
meningkatkan prestasi belajar siswa dengan metode bermain peran melalui
pendekatan model cooperative learning dengan mengefektifkan alat peraga kebudayaan
dan globe telah mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Peningkatan ini terjadi pada siklus I maupun siklus II
dengan bukti adanya peningkatan pada :
1.
Menggunakan media pembelajaran
kebudayaan dan globe dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
2.
Model pembelajaran cooperative
learning melalui penerapan metode bermain peran untuk dengan mengefektifkan
alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3.
Prosentase ketuntasan belajar
siswa mengalami peningkatan yang signifikan setelah dilakukan perbaikan
pembelajaran pada evaluasi sebelum perbaikan pembelajaran ada 12 siswa atau 52%
dari 23 siswa. Pada perbaikan pembelajaran siklus I meningkat, siswa yang nilainya
75 keatas menjadi 16 atau 69% dari jumlah 23 siswa dan pada perbaikan siklus II
menjadi 22 siswa atau 96%.
B. Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan pengalaman peneliti selama melaksanakan Penelitian Tindakan
Kelas untuk meningkatkan prestasi belajar siswa SD Negeri Sumbermulyo 01,
Kecamatan Winong Kabupaten Pati peneliti kemukakan saran dan tindak lanjut
sebagai berikut.
1.
Guru sebaiknya mengusahakan media
pembelajaran benda – benda konkret yang berada disekitar siswa dapat
menghilangkan verbalisme dan menyenangkan.
2.
Guru harus memberi motivasi dan
bimbimngan pada siswa yang mengalami kesulitan.
3.
Guru hendaknya menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan.
4.
Di era kompetisi siswa perlu
dilatih untuk berani mengemukakan
pendapat oleh karena itu latihan membimbing kawan – kawannya dalam
melakukan bermain peran merupakan ajang latihan yang cukup kreatif.
5.
Siswa perlu dilatih untuk bergaul
dan bekerjasama yang harmonis dalam kelompoknya denagn kegiatan yang positif.
Oleh karena itu bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas tertentu
merupakan cara yang efektif untuk melatih sifat social pada siswa.
6.
Laporan ini dapat dijadikan bahan
kajian untuk meningkatkan pengetahuannya melalui forum KKG dll.
DAFTAR PUSTAKA
Andayani, dkk. 2010, Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta, Universitas Terbuka.
Aswani, Zaenul,2004, Tes dan Asesmen di SD, Jakarta,
Universitas Terbuka.
Denny, Setyawan, 2005, Komputer dan Media Pembelajaran, Jakarta, Universitas Terbuka.
Gatot, Muhsetyo, Drs. M.Sc, dkk, 2007, Pembelajaran PKN, Jakarta, Universitas Terbuka.
Mulyani Sumantri, Nana Syaodih. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta, Universitas
Terbuka.
Samsudin, Abin, 2004, Profesi Keguruan 2, Jakarta,
Universitas Terbuka.
Suciati, Drs. Dkk, 2004, Belajar dan Pembelajaran 2, Jakarta,
universitas Terbuka.
Wardani, I.G.A.K, 2008, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Universitas
Terbuka.
Wahyudi Duin, Supaiyati, Ishak, Abduhak, 2001, Pengantar Pendidikan, Jakarta, Universitas Terbuka.
Dra.
Dyah Sriwilujeng, M.Pd, Buku PKn untuk SD
Kelas V, Jakarta, Esis.
Pranaja S dkk, Buku Fokus PKn untuk SD Kelas V, Jakarta, Sindutama.
TAMBAH TERUS MATERINYA
BalasHapusBermanfaat,
BalasHapusSilahkan kunjungi:
http://ketik-ptk.blogspot.co.id/2016/08/pkp-terbaru-2016.html
terima kasih
BalasHapusTerima kasih sangat bermanfaat
BalasHapus